Langsung ke konten utama

Berawal dari inilah saya berjuang...

Awal yang panjang ini mulai menandai hidup penuh keberkahan
Melewati secercah harapan nan kepastian.
Antunna semua hadir dalam diri ini
Mengajak saya mulai berirama membentuk sebuah misi kebaikan,
tapi,,,
wajah ini tak bisa. belum bisa..
terpatri dengan mu, melebur dengan mu
Aku hanyalah sosok perindu Tuhan yang menangkis halauan cahaya suci dari setitik perjuanganmu

Antunna benar.. itu adalah sesuatu yang haq.
Tapi jiwa ini masih merunduk dengan hal itu
Aku katakan, ya aku setuju
Tapi, apa kata?
Perjuangan anutunna sekalian membuat kami berada pada titik negosiasi keutamaan ideologitas

Aku tetap yakin
Bahwa sekarang, yang saya tekuni
adalah jalan hidup yan telah kupilih
Terangkai bersama dengan ikatan indah, lara, harapan, ketidakpastian
Menanti sebuah golongan yang benar
yang dijanjikan Allah

saya bangga..
sebagai...
kadermu...
wahai Dahlan
sang Pencerah, pengajak yang haq, pencegah kemungkaran
dan seperti katamu
"saya tidak pernah berpikiran seberat zarah pun, bahwa umat islam adalah musuhku"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Celupkan Jarimu Ke Air Lautan (Taufiq Ismail)

Bertanya seseorang pada junjungan kita; Wahai Rasulullah tercinta Bandingkan dunia kini dengan akhirat nanti Menjawab Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam; Celupkan jarimu ke air lautan Air yang menetes dari ujung jarimu Itulah dunia seisinya Air yang selebihnya di lautan Air yang seluruh di samudra Itulah akhirat nanti Wahai alangkah kecil arti dunia Wahai alangkah kerdil arti dunia Wahai alangkah remeh arti dunia Wahai alangkah wahai Tak berartinya dunia Yang mengejar akhirat Akan mendapatkan akhirat dan dunia Yang mengejar dunia Cuma mendapat dunia

Komik Anti Pacaran

Ini komik recommended banget! Baca aja pasti semakin mantep buat nggak pacaran, yang udah terlanjur masih ada kesempatan kok untuk memperbaiki diri :) Taken from  http://www.ngomik.com/chapter/20536/masihkah-ingin-pacaran/read?page=1 Klik gambar untuk memperbesar.

Patutkah Mereka Dipersalahkan? sebuah renungan anggapan miris saat ini

Bismillaahirrohmaanirrohiim Dengan kekuatan cinta inilah duri dalam mawar berubah menjadi pakuan kehidupan. Dengan kelemahan hati itulah melati dengan wangi yang semerbak menjadi tumpukan sampah tak berarti. Belakangan ini saya merasakan atmosfer yang berbeda. Di tempat kedua saya dalam menjalani tarbiyah (baca:pendidikan) ini. Warnanya seakan menjadi pucat pasi setelah kuning bahkan merah! Semangat yang awalnya menjadi titian saya untuk berpijak lebih lanjut, tapi kini menjadi suram untuk berlanjut. Apa sih yang membuat mereka seperti ini? Mengapa harus mengurusi masalah ini sedangkan masih ada permasalahan lain yang lebih membelit. Mengapa harus mencari-cari "kesalahan" yang sebenarnya bukan kesalahan tapi justru membiarkan kesalahan yang dianggap ''kebenaran''? Untukmu wahai muballighot, biarkanlah permasalahan yang membelit dirimu adalah bagian dari pengujian imanmu. Ujian yang akan membuat akhir hidup lebih indah tuk dikenang. Tetaplah berjuang uk...