Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Sang Pahlawan dan Pemberontak

Kali ini ia telah menjadi bagian dari perjalananku. Membakar habis energi dalam tubuh ini. Mentatih jiwaku untuk terus bersembunyi dalam kenyataan yang ada. Ia telah membangkitkan rasa untuk berterus terang bahwa hidup ini fana, bahwa jiwa ini tak luput dari kekuasaan-Nya. Aku berjuang bersamanya bahkan sangat percaya padanya dan akhirnya terpakulah aku pada pendiriannya. Awalnya aku sangat takut menduakan yang lain, takut akan jiwa yang tergoncang karena amanah-amanah yang dia berikan. Ya, inilah jalanku. Memutuskan sendiri akan kehidupan di bawah perisainya. Di tengah ketidakpastian itu, hadir seorang jiwa yang senantiasa memberikanku kekuatan. Aku tahu kekuatan yang luar biasa itu datang dari-Mu ya Rabbi dan Kau anugerahkan kekuatan itu pada jiwa yang elok ini, jiwa yang baru hadir di hidupku. Perkenalan yang baru beberapa bulan tak membuat aku lama mengenal sosoknya. Dialah yang menemaniku dalam kegalauan ini. Aku juluki dia “Sang Pemberontak yang Diam”. Ada apa dengan julukan itu?

Website Muhammadiyah

http://www.muhammadiyah.or.id/ Alhamdulillah, Muhammadiyah sudah melengkapi contain webnya dengan website di hampir setiap cabang Muhammadiyah yang ada di Indonesia. Misalnya di cabang Mantrijeron, Kota Yogyakarta ada di alamat  http://mantrijeron.muhammadiyah.or.id/ Semoga Allah senantiasa memudahkan langkah dakwah kita, amiin

Cinta; Seuntai Kata Pemakna Qurban

Segala puji bagi Allah yang menciptakan bumi dan seisinya, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pemberi Rizki. Sholawat dan salam terhangat untuk kekasih Allah yang kita nantikan syafaatnya di akhir zaman. Di hari yang sungguh mulia ini, ketika para hamba berkumpul di rumah Engkau memanjatkan doanya padaMu di, ketika langit gelap dan sekuntum mawar muda yang tak terbantahkan kuncupnya, dan ketika kami berbahagia, sungguh berbahagia. Baru kemarin kami menikmati kebahagiaan itu. Menambah pesona alam dengan untaian doa dalam sujud kami di pagi hari, ditemani ribuan titik hujan yang siap melahap butir-butir benih tanaman yang siap dipanen. Kami hadir dengan perasaan yang luar biasa takutnya. Takut? Ya, takut akan kesalahan kami ketika tidak kami jadikan hari itu sebagai hari yang sungguh berbahagia. KeagunganMu tertorehkan, membekas di hati sanubari insan yang senantiasa berlafal “Allahu akbar walillaahilhamd” Dan segala puji bagi Allah. Takbir pertama begitu menyejukkan, membaw

Celupkan Jarimu Ke Air Lautan (Taufiq Ismail)

Bertanya seseorang pada junjungan kita; Wahai Rasulullah tercinta Bandingkan dunia kini dengan akhirat nanti Menjawab Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam; Celupkan jarimu ke air lautan Air yang menetes dari ujung jarimu Itulah dunia seisinya Air yang selebihnya di lautan Air yang seluruh di samudra Itulah akhirat nanti Wahai alangkah kecil arti dunia Wahai alangkah kerdil arti dunia Wahai alangkah remeh arti dunia Wahai alangkah wahai Tak berartinya dunia Yang mengejar akhirat Akan mendapatkan akhirat dan dunia Yang mengejar dunia Cuma mendapat dunia

Penjaga Bulan

Asal itu begitu gelap, merekat dalam dekapan kalbu pada sebuah wacana simbol penuh gaya. Aku termenung, bersama jutaan asa yang siap ku sapa. Ya, siap dengan segala keputusan dan hal yang terjadi. Aku telah mengambil langkah, memutuskan segala perkara yang menjadi kabut semata, Awalnya indah... Mempesona.. Membuat jiwa menari dalam dekapan ukhuwah, rindu, ikatan yang terjaga Kami para penjaga bulan sejati merasakan nikmatnya menjadi seorang pelayan yang dikasihi oleh bulan yang begitu besar maknanya. Bersama penjaga-penjaga bulan yang setia itu, kami bernaung di dalamnya Membangun sebuah rumah bagi kami semua, yang kami putuskan untuk bergabung dengan jutaan penghuni bulan lainnya untuk saling berbagi, tertawa, sedih, dan dilema. Itulah awal yang menyenangkan. Untuk selanjutnya, kau bisa bayangkan! Amanah itu membuat kami para penjaga bulan hilang kendali. Ditarik oleh gravitasi planet maupun satelit di angkasa Menaburkan rasa permusuhan, perpecahan, dan halauan suara y

Berawal dari inilah saya berjuang...

Awal yang panjang ini mulai menandai hidup penuh keberkahan Melewati secercah harapan nan kepastian. Antunna semua hadir dalam diri ini Mengajak saya mulai berirama membentuk sebuah misi kebaikan, tapi,,, wajah ini tak bisa. belum bisa.. terpatri dengan mu, melebur dengan mu Aku hanyalah sosok perindu Tuhan yang menangkis halauan cahaya suci dari setitik perjuanganmu Antunna benar.. itu adalah sesuatu yang haq. Tapi jiwa ini masih merunduk dengan hal itu Aku katakan, ya aku setuju Tapi, apa kata? Perjuangan anutunna sekalian membuat kami berada pada titik negosiasi keutamaan ideologitas Aku tetap yakin Bahwa sekarang, yang saya tekuni adalah jalan hidup yan telah kupilih Terangkai bersama dengan ikatan indah, lara, harapan, ketidakpastian Menanti sebuah golongan yang benar yang dijanjikan Allah saya bangga.. sebagai... kadermu... wahai Dahlan sang Pencerah, pengajak yang haq, pencegah kemungkaran dan seperti katamu "saya tidak pernah berpikiran sebera