Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Konspirasi Kampus, Akankah Berlanjut?

Sulit untuk menuliskan hal seperti ini. Bayangkan saja jika Anda sudah terlanjur punya seribu jawaban atas satu pertanyaan, maka jawaban mana yang Anda pilih? Menjadi mahasiswa awal di kampus adalah kebahagiaan tersendiri bagi beberapa orang. Tidak terkecuali saya, menjadi mahasiswa baru berarti menjelajahi konspirasi kampus. Baiklah, kita mulai perjalanan kita... FORMULIR "KEPO" Memasuki gerbang utama kampus saat pendaftaran awal adalah hal yang menarik buat saya. Ya, konspirasi kampus telah dimulai. Hal pertama yang dilakukan adalah mengisi banyak sekali formulir. Teringat apa yang saya lakukan pada adik kelas saya sewaktu mereka baru masuk ke SMA. "Dek tolong diisi angketnya ya". Padahal angket tersebut bukan resmi dari sekolah tetapi buatan kita-kita yang mau kepo adik-adik siswa baru. Hal ini pula yang terjadi pada diri saya saat menjadi mahasiswa baru. Mengisi formulir inilah, mengisi angket inilah. Mungkin juga yang ngasih formulir atau an

Sosok Jahat

Kalau liat foto itu pasti kebayang jahatnya saya dulu. Hehe. Emang sih, dulu masih sok jadi pemimpin yang kerjanya nyuruh-nyuruh tanpa kerja. Jadi ceritanya foto itu diambil pas kegiatan CAMTERAS (Camping Temu Remaja Islam) tahun 2011 (masih masuk awal SMA). Nah pas outbond ada permainan kepemimpinan.. Saya sebagai ketua regu harus mengarahkan teman-teman saya buat masukin bola di atas koran ke wadah dengan mata tertutup. Waktu itu malah jadi teriak-teriak karena panitianya brisik sekali (ganggu tenannn -_-). Alhamdulillaah bolanya bisa masuk wadah horeeeeeeee Ah, ada cerita lucu lagi. Sewaktu perjalanan malam, kita dikasih amanah untuk menjaga balon sampai ke pos terakhir. Nah, balonnya dipegang salah satu teman, waktu itu dia masih kelas 6 SD. Mungkin karena belum pernah ikut permainan ini, adikku yang satu ini malah ngasih balonnya ke panitia yang bukan di pos akhir. Alhasil kita kalah deh di pos amanah ini. Nah karena dulu emosi saya masih labil, nggak bisa nahan marah n

Antara UKT dan BIDIK MISI

Ada fenomena yang menarik di kampus saya. Jika banyak orang berlomba-lomba buat dapet bidikmisi, di kampus saya gak perlu nangis berlumuran darah untuk dapet bidikmisi. Cukup bermodalkan yakin pada diri bahwa kita masuk ke kriteria bidikmisi, serrrrrr jadilah bidikmisi ada di tangan (tentu tetep pake syarat yang berlaku, gak asal dapet). Hal itu bisa terjadi karena kuota bidikmisi di kampus saya banyak banget, istilahnya "turah-turah" alias "sisa-sisa". Tidak dipungkiri, ada perasaan iri dari pembayar UKT (istilah untuk mahasiswa yang bukan bidikmisi)  pada mahasiswa yang mendapat bidik misi. UKT sendiri adalah Uang Kuliah Tunggal dimana mahasiswa "tinggal" membayar setiap semester dengan nominal yang sama tanpa ada uang muka di semester pertama. Jika di fakultas saya, pembayar UKT harus membayar Rp5.300.000,- tiap semester sedangkan bidikmisi gratis. Sebagai salah seorang pembayar UKT, saya sih gak merasa iri-iri amat. Justru saya bersyukur saja, bany