Langsung ke konten utama

JOSH, This is My Story

Mungkin bagi sebagian orang perjalanan cinta menjadi sebuah hak yang layak untuk diketahui semua orang. Menceritakannya pada orang-orang terdekat, tertawa, senang, bahkan hingga sedih, menangis! Bagi saya, perjalanan cinta ini terlalu sulit untuk dipahami. Hanya bisa diam dan menapaki hidup, tanpa pahit manisnya cinta.

Itulah mengapa saya begitu mengagumi rasa cinta. Meraba apakah itu cinta dan memberikan spekulasi apa yang terjadi soal cinta. Memahami rasa cinta bukanlah sekedar berucap kata cinta, lebih dari itu. Memaknai cinta ibarat mengayunkan kaki dalam ombak yang menyeret tubuh. Perlu bertahan dari terpaan ombak, perlu bertahan untuk memahami arti cinta sebenarnya.

Tidak sulit bagi saya untuk memutuskan menggunakan status ini, sampai saya menemukan "cinta" itu. Status yang membuat saya merasa menjadi orang-orang biasa bahkan sangat biasa. Status ini membuat saya mudah dalam menapaki hidup, mengukir secuil penghargaan, berteman dengan banyak orang-orang sholih dan sholihah, insyaAlloh.

Mungkin ini terasa aneh bagi setiap orang. Di jaman yang terus move on bagi anak muda, ini akan menjadi hal yang sulit bagi mereka, mereka yang tidak punya komitmen. Apakah saya berkomitmen untuk itu? Ya, saya mencoba untuk melakukannya. Menjadi orang yang berbeda dan menurut saya... it is fun and fine!

JOSH? Itu status saya saat ini. Melepaskan diri dari kehidupan yang penuh dengan hitam abu-abunya anak muda. Memulainya dengan menjauhkan tangan ini dari tangan-tangan yang Alloh melarangnya untuk bertemu. Melanjutkannya dengan menjaga diri ini tetap terlindungi dengan pakaian taqwa dan iman. Sesekali mendapat sindiran dan cercaan, membuat saya makin bersemangat. Seperti kata Ustadz Salim A. Fillah, "Jika di sekitarmu gelap, tidak ada cahaya. Tidakkah engkau curiga bahwa engkau yang dikirimkan Alloh untuk menjadi cahaya bagi mereka?"

Saya tidak larut dalam diam ketika status ini terasa diabaikan. Sedih, kecewa bahkan menangis saat sohib-sohib terdekat saya, larut dalam semerbaknya nafsu dunia, memasuki simbol-simbol kemurkaan Alloh. Saya sadar, saya belum tentu lebih baik daripada mereka yang tidak menyandang status seperti saya. Tetapi, jika saya tetap membiarkan mereka seperti itu, maka untuk apa Alloh menurunkan Rasul-Nya?

Ya Alloh, hamba nista ini berdoa kepada-Mu
Dzat yang memiliki hati setiap manusia
Tegakkanlah hati ini untuk condong kepada kebenaran-Mu
Berikanlah semerbak wanginya bunga syurga pada jalan ini
Jagalah hati ini, lisan ini, pandangan ini, tangan ini
dari segala hal yang membuat Engkau murka
dari segala hal yang membuat api neraka bergejolak ria
Segala puji bagi-Mu
yang telah memberikan nikmat perasaan ini
membuat hati orang yang memiliki ini
menjadi hidup, mengumpulkan pundi-pundi kebahagiaan
Segala puji bagi-Mu
yang telah memberi rambu-rambu kehidupan
dengan berjuta-juta hikmah di dalamnya
Segala puji bagi-Mu
Tuhan yang menguasai dan Tahu akan segalanya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Celupkan Jarimu Ke Air Lautan (Taufiq Ismail)

Bertanya seseorang pada junjungan kita; Wahai Rasulullah tercinta Bandingkan dunia kini dengan akhirat nanti Menjawab Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam; Celupkan jarimu ke air lautan Air yang menetes dari ujung jarimu Itulah dunia seisinya Air yang selebihnya di lautan Air yang seluruh di samudra Itulah akhirat nanti Wahai alangkah kecil arti dunia Wahai alangkah kerdil arti dunia Wahai alangkah remeh arti dunia Wahai alangkah wahai Tak berartinya dunia Yang mengejar akhirat Akan mendapatkan akhirat dan dunia Yang mengejar dunia Cuma mendapat dunia

Komik Anti Pacaran

Ini komik recommended banget! Baca aja pasti semakin mantep buat nggak pacaran, yang udah terlanjur masih ada kesempatan kok untuk memperbaiki diri :) Taken from  http://www.ngomik.com/chapter/20536/masihkah-ingin-pacaran/read?page=1 Klik gambar untuk memperbesar.

Patutkah Mereka Dipersalahkan? sebuah renungan anggapan miris saat ini

Bismillaahirrohmaanirrohiim Dengan kekuatan cinta inilah duri dalam mawar berubah menjadi pakuan kehidupan. Dengan kelemahan hati itulah melati dengan wangi yang semerbak menjadi tumpukan sampah tak berarti. Belakangan ini saya merasakan atmosfer yang berbeda. Di tempat kedua saya dalam menjalani tarbiyah (baca:pendidikan) ini. Warnanya seakan menjadi pucat pasi setelah kuning bahkan merah! Semangat yang awalnya menjadi titian saya untuk berpijak lebih lanjut, tapi kini menjadi suram untuk berlanjut. Apa sih yang membuat mereka seperti ini? Mengapa harus mengurusi masalah ini sedangkan masih ada permasalahan lain yang lebih membelit. Mengapa harus mencari-cari "kesalahan" yang sebenarnya bukan kesalahan tapi justru membiarkan kesalahan yang dianggap ''kebenaran''? Untukmu wahai muballighot, biarkanlah permasalahan yang membelit dirimu adalah bagian dari pengujian imanmu. Ujian yang akan membuat akhir hidup lebih indah tuk dikenang. Tetaplah berjuang uk...