Langsung ke konten utama

Konspirasi Kampus, Akankah Berlanjut?



Sulit untuk menuliskan hal seperti ini. Bayangkan saja jika Anda sudah terlanjur punya seribu jawaban atas satu pertanyaan, maka jawaban mana yang Anda pilih?

Menjadi mahasiswa awal di kampus adalah kebahagiaan tersendiri bagi beberapa orang. Tidak terkecuali saya, menjadi mahasiswa baru berarti menjelajahi konspirasi kampus.

Baiklah, kita mulai perjalanan kita...

FORMULIR "KEPO"
Memasuki gerbang utama kampus saat pendaftaran awal adalah hal yang menarik buat saya. Ya, konspirasi kampus telah dimulai. Hal pertama yang dilakukan adalah mengisi banyak sekali formulir. Teringat apa yang saya lakukan pada adik kelas saya sewaktu mereka baru masuk ke SMA. "Dek tolong diisi angketnya ya". Padahal angket tersebut bukan resmi dari sekolah tetapi buatan kita-kita yang mau kepo adik-adik siswa baru. Hal ini pula yang terjadi pada diri saya saat menjadi mahasiswa baru. Mengisi formulir inilah, mengisi angket inilah. Mungkin juga yang ngasih formulir atau angket nggak mengerti tujuan angket tersebut apa (maaf, mungkin hanya dititipi orang lain).

Saya ingat sekali, angket yang disitu termuat suatu "kode" yang sangat jelas bagi saya sebagai seorang pembongkar konspirasi #plak. Tertulis dalam formulir itu
Apakah adik masih mengikuti mentoring sampai saat ini?
Alamat facebook, twitter, nomer handphone? 
Siapa tokoh yang anda kenal? (Centang yang anda kenal, boleh lebih dari satu) dengan pilihan : Hasan Al Banna, Rahmat Abdullah, Din Syamsudin, Ahmad Dahlan (ada nggak ya? saya lupa), dan banyak tokoh islam lainnya yang saya sudah lupa
Kontras semua tokoh saya kasih centang. Berharap identitas saya masih tersembunyi. Untung saja tidak tanya apa password facebook Anda?
Beberapa hari kemudian, seperti dugaan saya. Saya dihubungi seseorang yang lupa namanya siapa. "Dek Miftah ya? Adik masih ikut mentoring?". #ngekngok. Perlu diketahui bahwa mentoring di SMA saya adalah kegiatan wajib, makanya kakak angkatan di kampus menanyakan hal ini.

AAI (Asyik Asyik Imut)
Di kampus saya, ada program yang namanya AAI (Asistensi Agama Islam). Setiap pengambilan mata kuliah Pendidikan Agama Islam harus disertai kegiatan AAI. Kegiatan AAI adalah kegiatan semacam mentoring/ liqo'. Kalau belum tahu liqo', saya jelaskan sedikit. Liqo' adalah majelis ilmu yang terdiri dari satu murobbi dan mentee/peserta liqo' (maksimal 12 orang). Murobbinya nggak sembarang orang, hanya yang terpilih saja.

Tidak dipungkiri, AAI menjadi lahan subur bagi salah satu "pusat kekuatan kampus" untuk mencari kader-kadernya atau mungkin dengan cara yang lebih simple yakni mempengaruhi suara mereka terhadap salah satu partai di kampus. Tapi ingat juga bahwa AAI bertujuan mulia, yakni membentuk generasi islam yang robbani #eh (yang tahu diam saja).

Pasti ada yang komentar, "Ah fitnah ini!". Ya sudah, biar Alloh yang menguaknya di akhirat kelak.


STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN MAHASISWA
Mahasiswa mana yang tidak tahan iming-iming organisasi kampus. Apalagi keadaan akademik kampus sangatlah mendukung mahasiswa untuk mengikuti kegiatan organisasi. Kalau dahulu guru di sekolah berkata, "Akademik tetaplah nomer satu." Maka dosen di kampus berkata, "Tidak penting mendapat IPK cumlaude kalau tidak pandai berorganisasi.". Sangat mendukung!
Blak-blakan, saya ikut organisasi penelitian di tingkat universitas dan fakultas juga. Entah sehabis saya menulis ini apa yang akan terjadi pada diri saya. Presiden atau ketuanya kok dari "kalangan" itu-itu aja ya?
Ah, mungkin hanya kebetulan saja. Atau memang sengaja dibikin kebetulan? Semua tersusun sangat rapi, pantas jika perdebatan saat pemilihan presiden/ ketua begitu sengit dan "penuh tujuan".


PKS dan HTI
Saya ingat sekali sewaktu Pengenalan Universitas (Palapa), seorang dosen teknik geologi berkata, "Di kampus ini, Muhammadiyah dan NU tidak masuk kampus. Organisasi islam yang masuk kampus ya PKS sama HTI. Hati-hati!"

Maka dari itu, pastikan bahwa teman-teman memiliki prinsip hidup. Atau mungkin mau mencari jati diri di kampus? Monggo silahkan :) Silahkan membaca banyak referensi dan pengalaman orang di sekitar Anda untuk memahami setiap gerakan di kampus.
Note : penting dibaca untuk mahasiswa baru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Celupkan Jarimu Ke Air Lautan (Taufiq Ismail)

Bertanya seseorang pada junjungan kita; Wahai Rasulullah tercinta Bandingkan dunia kini dengan akhirat nanti Menjawab Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam; Celupkan jarimu ke air lautan Air yang menetes dari ujung jarimu Itulah dunia seisinya Air yang selebihnya di lautan Air yang seluruh di samudra Itulah akhirat nanti Wahai alangkah kecil arti dunia Wahai alangkah kerdil arti dunia Wahai alangkah remeh arti dunia Wahai alangkah wahai Tak berartinya dunia Yang mengejar akhirat Akan mendapatkan akhirat dan dunia Yang mengejar dunia Cuma mendapat dunia

Komik Anti Pacaran

Ini komik recommended banget! Baca aja pasti semakin mantep buat nggak pacaran, yang udah terlanjur masih ada kesempatan kok untuk memperbaiki diri :) Taken from  http://www.ngomik.com/chapter/20536/masihkah-ingin-pacaran/read?page=1 Klik gambar untuk memperbesar.