Langsung ke konten utama

Ternyata Mereka Kaget Jugak

Suatu pagi -pagi banget- saat kami mengerjakan (lebih tepatnya menjahit) something. Salah satu kakak kelas saya membuka hapenya dan memutar musik.
Dan saya ngomong ke mereka.
"Btw, aku gak pernah dengerin musik yang beginian, musik barat, musik cinta, menurutku itu bikin galau"
"Haaahh masak sihh"
"Haaahh masak sihh" ya Alloh, semua pada jawab gitu :3
Terus ada yang nambahi "Aku tiap ngerjain laporan pasti sambil ndengerin musik."
Oh gitu ya, baru tahu kalau pada "kerja" biasanya sambil ndengerin musik, baru tahu.
Ada yang nambahi juga "Kalau aku dengerin musik galau, malah jadi nggak galau"
Oh gitu ya, baru tahu.
Okelah, tapi tetep aja aku nggak doyan musik begituan, mungkin itu jawabanku kalau diajak karaoke-an. Aku nggak tahu ya gimana tanggepan orang-orang yang udah kenal aku lama, kalau seorang Itak karokean. Kenal musik aja kagak :3
Kuliah, kuliah
Mahasiswa, mahasiwa
Dasar itak cupu -_-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Celupkan Jarimu Ke Air Lautan (Taufiq Ismail)

Bertanya seseorang pada junjungan kita; Wahai Rasulullah tercinta Bandingkan dunia kini dengan akhirat nanti Menjawab Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam; Celupkan jarimu ke air lautan Air yang menetes dari ujung jarimu Itulah dunia seisinya Air yang selebihnya di lautan Air yang seluruh di samudra Itulah akhirat nanti Wahai alangkah kecil arti dunia Wahai alangkah kerdil arti dunia Wahai alangkah remeh arti dunia Wahai alangkah wahai Tak berartinya dunia Yang mengejar akhirat Akan mendapatkan akhirat dan dunia Yang mengejar dunia Cuma mendapat dunia

Komik Anti Pacaran

Ini komik recommended banget! Baca aja pasti semakin mantep buat nggak pacaran, yang udah terlanjur masih ada kesempatan kok untuk memperbaiki diri :) Taken from  http://www.ngomik.com/chapter/20536/masihkah-ingin-pacaran/read?page=1 Klik gambar untuk memperbesar.

Patutkah Mereka Dipersalahkan? sebuah renungan anggapan miris saat ini

Bismillaahirrohmaanirrohiim Dengan kekuatan cinta inilah duri dalam mawar berubah menjadi pakuan kehidupan. Dengan kelemahan hati itulah melati dengan wangi yang semerbak menjadi tumpukan sampah tak berarti. Belakangan ini saya merasakan atmosfer yang berbeda. Di tempat kedua saya dalam menjalani tarbiyah (baca:pendidikan) ini. Warnanya seakan menjadi pucat pasi setelah kuning bahkan merah! Semangat yang awalnya menjadi titian saya untuk berpijak lebih lanjut, tapi kini menjadi suram untuk berlanjut. Apa sih yang membuat mereka seperti ini? Mengapa harus mengurusi masalah ini sedangkan masih ada permasalahan lain yang lebih membelit. Mengapa harus mencari-cari "kesalahan" yang sebenarnya bukan kesalahan tapi justru membiarkan kesalahan yang dianggap ''kebenaran''? Untukmu wahai muballighot, biarkanlah permasalahan yang membelit dirimu adalah bagian dari pengujian imanmu. Ujian yang akan membuat akhir hidup lebih indah tuk dikenang. Tetaplah berjuang uk...