Langsung ke konten utama

INI CITA-CITA KU!

Cita-cita dan harapan, dua kata yang hampir bermakna sama.
Saya lebih suka menyebutnya dengan cita-cita.
Cita-cita dahulu dan kini memang bisa berbeda.
Jika dahulu saya punya cita-cita untuk menjadi seorang dokter, maka hari ini saya tinggikan cita-cita saya, menjadi cita-cita yang menurut saya banyak ditinggalkan kaum anak-anak dan kaum dewasa saat ini.
Ya, saya bercita-cita menjadi Doktor kemudian Professor!
Mengapa saya bisa berkata bahwa cita-cita ini tidak banyak dilirik orang?
Beberapa pekan lalu, saya hadir dalam sebuah forum mahasiswa. Setiap mahasiswa mengungkapkan cita-citanya. Saya waktu itu mendapat giliran terakhir setelah 20-an orang menyatakan cita-citanya. Tidak ada satupun cita-cita yang sama. Coba tebak, apa cita-cita mereka semua?
Hampir semua bercita-cita sebagai seorang wirausahawan di bidang pertanian dan kuliner, sebagian lagi bercita-cita sebagai politisi dan menteri, bahkan istri menteri. Semua cita-cita yang dahulu sempat menggayut dalam pikiran saya.
Menjadi seorang wirausahawan memang layak menjadi cita-cita saat ini. Apalagi tiap universitas berorientasi untuk menghasilkan wirausahawan-wirausahawan muda. Perekonomian negara ini tentu lebih jika banyak pengusaha di Indonesia, begitu teori singkatnya.
Menjadi seorang menteri? Sungguh itu pekerjaan yang amat mulia. Memberikan kebijakan yang terbaik untuk kesejahteraan rakyat.
Menjadi seorang istri menteri? Di balik laki-laki yang hebat, pasti ada wanita hebat, ya kan?
Namun, dibalik semua cita-cita itu, mengapa saya tidak memilih diantara ketiganya?
Saya teringat seorang dosen pembimbing jurusan berkata bahwa sarjana pertanian dicetak menjadi seorang ilmuwan pertanian, bukan orang yang membajak sawah atau menanam padi. Lalu, apakah karena ini saya ingin menjadi ilmuwan?
Bukan, bukan ini alasan yang saya maksud.
Sahabat, apakah engkau mengira bahwa menjadi seorang professor bergaji besar dan punya banyak waktu luang?
Saya ingat, dosen kewirausahaan saya berkata gaji seorang dosen bahkan professor tidak ada apa-apanya dibanding penghasilan seorang wirausahawan sukses.
Saya ingat, dosen agronomi saya selalu mengajar tepat waktu karena ia tak mau tugas sebagai seorang pengajar, peneliti, pengabdi masyarakat menjadi terbengkalai.
Saya ingat, seorang dosen senior yang sangat tabah menghadapi kasus hukum, padahal nyata bahwa dirinya hanya bermaksud memberikan yang terbaik untuk mahasiswa dalam belajar.
Namun, apakah itu semua mengurungkan niat saya untuk menjadi seperti mereka?
Menjadi guru, dosen, ilmuwan apalagi pengabdi masyarakat adalah sebuah pekerjaan yang mulia bagi saya. Siapa yang akan menjadikan generasi emas kelak bagi negeri kita jika tidak ada guru yang mengajar? Siapa yang nantinya akan menghasilkan banyak temuan baru untuk kesejahteraan masyarakat, jika para ilmuwan tidak bergerak?
Siapa yang nantinya akan membangkitkan kejayaan umat islam seperti dahulu kala saat ilmu pengetahuan banyak dikuasai oleh orang-orang muslim?
Doakan saya sahabat, doakan agar saya bisa bermanfaat untuk sesama. Cita-cita saya adalah ilmuwan, pengabdi masyarakat. Tetapi jangan heran jika kini saya sudah terjun dalam dunia wirausaha. Saya tak ingin kehilangan segalanya di masa muda. Untuk mencapai cita-cita saya, bukankah saya perlu belajar sungguh-sungguh, banyak berorganisasi, banyak mengabdi dan menghasilkan uang untuk membeli buku?
Bismillaahirrohmaanorrohiim.
Ya Alloh, mudahkanlah langkahku, kuatkanlah imanku, dan pastikanlah aku tetap berada di jalan orang-orang yang membela agama-Mu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Celupkan Jarimu Ke Air Lautan (Taufiq Ismail)

Bertanya seseorang pada junjungan kita; Wahai Rasulullah tercinta Bandingkan dunia kini dengan akhirat nanti Menjawab Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam; Celupkan jarimu ke air lautan Air yang menetes dari ujung jarimu Itulah dunia seisinya Air yang selebihnya di lautan Air yang seluruh di samudra Itulah akhirat nanti Wahai alangkah kecil arti dunia Wahai alangkah kerdil arti dunia Wahai alangkah remeh arti dunia Wahai alangkah wahai Tak berartinya dunia Yang mengejar akhirat Akan mendapatkan akhirat dan dunia Yang mengejar dunia Cuma mendapat dunia

Komik Anti Pacaran

Ini komik recommended banget! Baca aja pasti semakin mantep buat nggak pacaran, yang udah terlanjur masih ada kesempatan kok untuk memperbaiki diri :) Taken from  http://www.ngomik.com/chapter/20536/masihkah-ingin-pacaran/read?page=1 Klik gambar untuk memperbesar.