Ada fenomena yang menarik di kampus saya. Jika banyak orang berlomba-lomba buat dapet bidikmisi, di kampus saya gak perlu nangis berlumuran darah untuk dapet bidikmisi. Cukup bermodalkan yakin pada diri bahwa kita masuk ke kriteria bidikmisi, serrrrrr jadilah bidikmisi ada di tangan (tentu tetep pake syarat yang berlaku, gak asal dapet). Hal itu bisa terjadi karena kuota bidikmisi di kampus saya banyak banget, istilahnya "turah-turah" alias "sisa-sisa". Tidak dipungkiri, ada perasaan iri dari pembayar UKT (istilah untuk mahasiswa yang bukan bidikmisi) pada mahasiswa yang mendapat bidik misi. UKT sendiri adalah Uang Kuliah Tunggal dimana mahasiswa "tinggal" membayar setiap semester dengan nominal yang sama tanpa ada uang muka di semester pertama. Jika di fakultas saya, pembayar UKT harus membayar Rp5.300.000,- tiap semester sedangkan bidikmisi gratis. Sebagai salah seorang pembayar UKT, saya sih gak merasa iri-iri amat. Justru saya bersyukur saja, bany...