Saya pernah menuliskan sebuah artikel "konspirasi kampus" dan memang tema itu sempet nge-hit di kalangan teman-teman mahasiswa baru. Sampai-sampai saya dibanjiri banyak pertanyaan :3. Tapi kita tidak akan membahas itu, ya.
Siapa yang gak mau jadi mahasiswa? Bagi sebagian orang, menyandang status mahasiswa itu terkesan "high class", serasa seperti orang "berilmu" dan bukan pengangguran. Bagi yang merantau (terutama dari sudut Indonesia, hehe), jadi seorang mahasiswa seperti sebuah kebanggaan karena mereka yang kelak akan memajukan daerah mereka, menjadi bagian penting dari sejarah kampung halaman #cie.
Setelah menjalani kehidupan kampus -1 tahun berlalu-, banyak mahasiswa yang secara sadar atau tidak sadar men-judge teman-temannya dengan sebutan "kupu-kupu" (kuliah pulang-kuliah pulang), ada juga "kura-kura" (kuliah rapat-kuliah rapat), "kunang-kunang" (kuliah nangkring-kuliah nangkring), "kuda-kuda" (kuliah dakwah-kuliah dakwah) dan banyak sebutan lainnya yang menurut saya Gak Fair!
Siapa yang gak mau jadi mahasiswa? Bagi sebagian orang, menyandang status mahasiswa itu terkesan "high class", serasa seperti orang "berilmu" dan bukan pengangguran. Bagi yang merantau (terutama dari sudut Indonesia, hehe), jadi seorang mahasiswa seperti sebuah kebanggaan karena mereka yang kelak akan memajukan daerah mereka, menjadi bagian penting dari sejarah kampung halaman #cie.
Setelah menjalani kehidupan kampus -1 tahun berlalu-, banyak mahasiswa yang secara sadar atau tidak sadar men-judge teman-temannya dengan sebutan "kupu-kupu" (kuliah pulang-kuliah pulang), ada juga "kura-kura" (kuliah rapat-kuliah rapat), "kunang-kunang" (kuliah nangkring-kuliah nangkring), "kuda-kuda" (kuliah dakwah-kuliah dakwah) dan banyak sebutan lainnya yang menurut saya Gak Fair!
Gak Fair!
First,
Saya punya teman, bisa dikatakan teman dekat. Kesibukannya di dunia organisasi begitu padat. Jujur saya sangat suka dengan komitmennya dalam berorganisasi. Wajahnya menampakkan beban yang sangat berat, kadang tersenyum, kadang meringis. Saya rasa dia pantas jadi Dirjen atau bahkan Sekjen BEM fakultas nantinya #ketahuan siapa, yang tahu diem. Tapi tahu nggak sih dibalik kesibukannya, dia tetap berusaha mendapatkan IP yang baik, sering tanya-tanya kalau ada bahan kuliah yang belum paham. Dibalik wajahnya yang penuh dilema, dia nggak pernah merasa jadi orang yang famous, padahal jelas satu angkatan tahu siapa dia :3 Aku salut banget sama temenku yang satu ini. Apa kamu mau bilang dia seorang "kura-kura''?
Second,
Saya punya temen baik lagi nih. Bukan anak perantauan. Awalnya dia nggak mengikuti
organisasi apapun di kampus. Alasannya klasik, karena ingin belajar
serius dan dapat IP baik. Tetapi sebuah perjalanan hidup membawa dirinya menapaki arah
yang berseberangan #ceileh. Di awal semester 2 ia memutuskan untuk
mengikuti organisasi. Tahu alasannya kenapa? Karena IPnya di semester 1
sama kayak mahasiswa lain yang ikut organisasi. Keputusan yang hebat!
Third,
Third,
Kasus ketiga, kasus ini terjadi pada banyak mahasiswa baru yang semangat ingin tahunya tentang dunia wisata sangat tinggi! Ada mahasiswa yang setelah kuliah kelar, langsung cus ke mall, pasar gede atau bahkan gunung, pantai! Mereka ingin lebih dekat dengan kota Jogja (kota tempat kampus mereka berada), begitu alasannya. Bahkan rela laporan praktikum ditinggalin demi mengejar cita-cita mengenal lebih dekat kota tercinta. Tetapi apa kamu mau bilang dia seorang "kunang-kunang"?
Fourth,
Ada mahasiswa yang berhasil mendapatkan IP sempurna, sempurna, 4
broooo!. Teman saya yang satu ini, mengambil salah satu organisasi di
fakultas. Tapi tetep dia pulang lebih cepat dari lainnya. Rumahnya agak
jauh dari kampus, sekitar 60 menit perjalanan dengan kecepatan rata-rata
60km/jam. Ada temennya yang bilang begini sama dia "Kamu selamanya nggak bisa
terus-terusan nglaju, harus ngekos lah biar
mandiri" Intinya dia berkata begitu. Memang dengan rumah yang sejauh
itu lumrahnya dia ngekos bukan memilih untuk pulang lebih cepat. Tapi
tahu nggak sih? Dia memilih untuk pulang ke rumahnya karena ingin
merawat ayahnya, mengurus adik-adiknya! Ibunya meninggal satu tahun
yang lalu dan tega-teganya ada temen yang bilang "kamu harus mandiri".
Jangan salah, dia di rumah juga punya kegiatan organisasi lo! Apa kamu mau bilang dia seorang "kupu-kupu"
Fifth,
Saya mengangumi dia sebagai sosok mahasiswa religius. Pakaian yang ia kenakan mencerminkan keteladanannya sebagai seorang muslimah. Di kuliah saya melihat dia sibuk browsing materi agama, tapi ia berusaha tetap mendengarkan dosen yang berbicara. Memang sih menurut saya ini kurang tepat. Tetapi kita nggak tahu juga lo kalau materi agama yang ia cari itu untuk membangkitkan semangat dalam menuntut ilmu, jadi jangan salah. Atau mungkin kita terlalu kepo wkwkwk
Komentar
Posting Komentar