Langsung ke konten utama

Impian Baru

Dunia impian memang tak terbatas. Menembus pasir, terbang menuju awan, berlarian di bukit penuh ice cream. Ah, namanya saja impian. Impian memang tak pernah punya salah, siapa saja bahkan gajah kecil yang berharap punya sebuah sepatu roda.

Impian yang tak terjamah bukan berarti tak ada impian yang tercapai. Dan kau tahu, impian yang tak terjamah memang sebenarnya tak bisa mencapaimu.

Roda berputar, angin berhembus, bulu berterbangan. Apakah ada relasinya? Jelas, roda yang berputar akan membuat hembusan angin di sekitarnya, bulu pun berterbangan. Dan impian layaknya sebuah jalan bagaimana impian akan mempengaruhi kehidupanmu dan orang lain juga.

Impian terbesar dalam waktu lima tahun ini adalah menjadi seorang dokter. Well, walau mimpi ini tidak bisa aku capai saat ini sebenarnya aku bisa saja mengulang tes tahun depan atau tes di perguruan swasta saat ini juga. Entah lah, terseret ke jurusan hama penyakit tanaman membuat aku lebih tersadar, besarkan matamu Itak, kau nggak mau kan semua mati kelaparan? -,-

Seperti kataku tadi, impian yang tak terjamah memang sebenarnya tak bisa mencapaimu. Impian yang besar menunggumu di balik impian yang kau anggap remeh. Dan secara sederhana, kalau dihitung-hitung masuk pertanian bisa menikah di usia yang lebih muda daripada jadi dokter.

Tapi tapi tapi... Namanya ibu ya, pasti pengen banget anaknya ada yang jadi dokter, tapi melihat anak yang satu ini malah nggak mau tes tahun depan, akhirnya membesarkan hatinya dan mengatakan "kamu bisa dapet gelar Doktor di usia 27 tahun kalau serius belajarnya". Bagaimana dengan otak saya? Entahlahh, saya serahkan semua pada sang pemilik kehidupan. Seperti kataku tadi, impian besar menunggumu di balik impian yang kau anggap remeh.

Semoga dan semoga impian baru adalah impian yang memang menjadi sebuah jalan baru.
Membawa perubahan dan peradaban baru yang lebih "meyakinkan".



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Celupkan Jarimu Ke Air Lautan (Taufiq Ismail)

Bertanya seseorang pada junjungan kita; Wahai Rasulullah tercinta Bandingkan dunia kini dengan akhirat nanti Menjawab Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam; Celupkan jarimu ke air lautan Air yang menetes dari ujung jarimu Itulah dunia seisinya Air yang selebihnya di lautan Air yang seluruh di samudra Itulah akhirat nanti Wahai alangkah kecil arti dunia Wahai alangkah kerdil arti dunia Wahai alangkah remeh arti dunia Wahai alangkah wahai Tak berartinya dunia Yang mengejar akhirat Akan mendapatkan akhirat dan dunia Yang mengejar dunia Cuma mendapat dunia

Komik Anti Pacaran

Ini komik recommended banget! Baca aja pasti semakin mantep buat nggak pacaran, yang udah terlanjur masih ada kesempatan kok untuk memperbaiki diri :) Taken from  http://www.ngomik.com/chapter/20536/masihkah-ingin-pacaran/read?page=1 Klik gambar untuk memperbesar.

Patutkah Mereka Dipersalahkan? sebuah renungan anggapan miris saat ini

Bismillaahirrohmaanirrohiim Dengan kekuatan cinta inilah duri dalam mawar berubah menjadi pakuan kehidupan. Dengan kelemahan hati itulah melati dengan wangi yang semerbak menjadi tumpukan sampah tak berarti. Belakangan ini saya merasakan atmosfer yang berbeda. Di tempat kedua saya dalam menjalani tarbiyah (baca:pendidikan) ini. Warnanya seakan menjadi pucat pasi setelah kuning bahkan merah! Semangat yang awalnya menjadi titian saya untuk berpijak lebih lanjut, tapi kini menjadi suram untuk berlanjut. Apa sih yang membuat mereka seperti ini? Mengapa harus mengurusi masalah ini sedangkan masih ada permasalahan lain yang lebih membelit. Mengapa harus mencari-cari "kesalahan" yang sebenarnya bukan kesalahan tapi justru membiarkan kesalahan yang dianggap ''kebenaran''? Untukmu wahai muballighot, biarkanlah permasalahan yang membelit dirimu adalah bagian dari pengujian imanmu. Ujian yang akan membuat akhir hidup lebih indah tuk dikenang. Tetaplah berjuang uk...